Subscribe:

May 07, 2009

0
Bagi sebagian orang , profesi guru bukanlah profesi yang sangat menjanjikan untuk di geluti,bukanlah profesi yang menjanjikan materi yang berlimpah, tak jarang orang beralih dari profesi ini hanya karna materi belaka dan menjadikan teaching is only a hobby,mungkin anda pernah dengar istilah P8 " Pergi Pagi Pagi, Pulang Petang, Penghasilan Pas Pas an" ( ha.....ha....kasian deh guru......), kapan bisa beli mobilnya?.......Kapan bisa beli rumah mewah kalo gitu.....? kapan kayanya.....? kata sobat aku yang sekarang udah jadi PNS bulan lalu dan ngelanjutin S2 nya di UNM. Pertanyaan itulah yang akan muncul ketika kita memandang Teaching dari segi materi belaka.

Pertanyaannya kemudian adalah kapan seorang guru bahagia?

Seorang guru bahagia karena ia mencintai profesi sebagai pendidik. Ia mendapatkan kepuasan tersendiri ketika dapat mendidik para murid, walaupun mungkin kehidupan pribadi mereka sederhana dan jauh dari kemewahan. Seorang guru akan jauh lebih bahagia, jika apa yang telah mereka lakukan tak hanya membuat para murid pintar melainkan menginspirasi bahkan menggerakkan para murid untuk mengubah diri mereka menjadi lebih baik. Subhanallah.......Hari ini aku cukup bahagia, sangat puas setelah menyelesaikan Speaking Test untuk siswa SMUku yang merupakan rangkain dari Final Test dan Al hasil they are great students, they can answer all the queations very well, betapa indahnya ketika kita mampu mentransfer ilmu yang kita miliki terhadap siswa kita, kebahagiaan ini bertambah setelah melihat dan membandingkan nilai pre tes yang sangat jauh berbeda dengan hasil test akhir, how smart you are all....i love bee

Rasa syukur yang besar terhadap Tuhan YME mendatangkan keindahan dan kebahagiaan. Rasa syukur membuat guru lebih bahagia, karena rasa syukur itu membuatnya dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada para muridnya dengan bahasa yang positif pula. Ia akan lebih bahagia jika sikap yang positif serta ilmu pengetahuan yang ia sampaikan menginspirasi para muridnya untuk lebih kreatif dan positif dalam menggunakan ilmu pengetahuan tersebut.

Seorang guru akan bahagia jika tidak membebani hidupnya dengan orientasi mendapatkan imbalan. Ia bahagia karena tidak pernah mengharap balas jasa dari murid atas semua yang diberikannya. Ia sudah cukup senang dapat mengabdikan diri untuk membentuk para tunas bangsa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Guru akan bahagia jika berhasil membangkitkan semangat para murid yang nyaris terpuruk karena kehilangan jati diri. Untuk semua itu ia akan rela melakukan apapun, walaupun harus menghadapi banyak kesulitan. Mendampingi dan membentuk anak-anak didik menjadi tegar dan optimis, baginya jauh lebih menyenangkan dibandingkan apapun juga.

Sumber kebahagiaan seorang guru berasal dari dalam dirinya sendiri. Ia bahagia ketika mampu menginspirasikan harapan, kebahagiaan, kekuatan sekaligus nilai-nilai moralitas kepada generasi masa depan. Ia akan lebih bahagia jika para anak didik itu mampu melakukan hal serupa dengan dirinya.


Penampilan ? penting g seh.....? awalnya aku mikir yah ....g penting penting amat, apalagi bagi kita seorang cowok,cuek aja dengan penampilan,malah aku sempat berpikir kalo student kita tidak bakal pernah melihat dari segi penampilan kita, yakinya, mereka hanya akan melihat dari segi pengajaran saja.
Unfortunately, pikiran seperti itu ternyata salah total,ternyata student juga sangat kritis (apalagi kelas dewasa...banyak bacot..hahahahhahaha)dan mampu menilai sang teacher dari segala hal. apalagi bagi mereka yang mengajar di small class. setidaknya, pandangan mereka sangat tertuju pada diri kita. Contoh kecilnya saja, ketika costum yang kita gunakan jarang kita ganti, ato mungkin gaya rambut yang kurang rapi, baju yang belum di gosok..(maklum aja....masih jomblo..hahahahah). sampai assessors yang kita gunakan.

Akhirnya akupun mencoba untuk lebih rapi dan wangi, apalagi bagi kita para smoker, jangan sampe mulut kita bau tai...wkwkwkwkkwkwkwkw. dan dampaknya lumayan baik..lebih percaya diri, lebih fresh memulai kelas, dan bahkan rasanya pengen senyum terus ma student. pokoknya gimana gituuuuuuuuuu....dan serunya lagi kalo rambut baru .......kata student.." ih ..mr. rambutnya baru.....ada yang berubah nih...." jawabku mungkin ahh biasa aja kok..tapi dalam hati...ya iyalah....narsis dong....heeee...so jangan pikir kawan kalo penampilan itu g penting. dampaknya luar biasa..g percaya ? buktikan aja sendiri...
yah..udah malam aku harus pulang..istirahat, n ngelanjutin lagi perjuangan esok hari...good luck for all teachers.....
Hello…………teachers
Sorry smuanya baru bisa nongol lagi untuk ngeposting article….
I believe that u miss me a lot…wwkwkwkwkkwkwkwk geer banget yah aku jadi orang…..but that’s okay.. to let you know that I was very busy lately….busy with my business, career, n love….hehehheheh
Forget it….

Bulan ini, Alhamdulillah udah menginjak 1 tahun mengajar di Englsih Language Center Samarinda, East Kalimantan. Banyak hal yang aku dapatkan, baik ketika mengajar kelas children, teenager,ataupun adult class. Tapi kalo diberikan pilihan untuk memilih kategori tersebut, maka dengan lantang aku akan memilih kelas Adult. Why ?
1.Kita Hanya Berperan sebagai fasilitator
Mengajar orang dewasa tentu berbeda dengan mengajar pada anak kecil. Pendidikan bagi orang dewasa, harus dibuat sedemikian rupa, sehingga situasi kelas tidak membosankan, bias lebih fun dan interesting, tak jarang aku sendiri bertingkah sebagai teacher yang agak crazy hanya untuk membuat suasana lebih ceria.ada komunikasi dua arah. Di satu sisi pengajar harus menguasai materi yang disampaikan, dan bertindak sebagai fasilitator, dan harus pandai menangkap sifat kelas yang diberikan pengajaran pada saat itu. Ada kelas yang partisipannya begitu menonjol, aktif dan banyak diskusi, disini peran pengajar hampir mirip fasilitator atau moderator, namun kita juga harus mampu mengarahkan kelas agar tak terjadi debat kusir. Pada kelas yang aktif, banyak pertanyaan tak terduga, dan kadang-kadang pengajar sendiri belum mengetahui jawaban yang tepat. Jika ini terjadi, diperlukan seorang pengajar yang bijaksana, sehingga tidak terkesan bahwa pengajar tidak mampu menguasai kelas.

2.Mengajar dengan persiapan yang matang
Persiapan yang matang akan sangat menunjang keberhasilan dalam menyampaikan pengajaran. Pengajar yang baik, akan mempersiapkan bahan ajar, dengan kedalaman materi sesuai tujuan yang akan dicapai. Pengajar juga harus menguasai teknologi agar penyampaian bahan ajar menarik. Apabila bahan ajar telah siap, pengajar mempersiapkan berbagai alternatif kemungkinan. Misalkan, dengan menyiapkan berbagai jenis latihan, games, dengan tingkat kedalaman berbeda, sehingga kelas seperti apapun bisa dikuasai. Merupakan hal yang biasa, bahwa saat kita ditunjuk sebagai pengajar, persepsi di awal sangat berbeda dengan keadaan/kenyataan yang ada di kelas, sehingga pengajar harus bisa menyesuaikan diri. Pengajar juga harus mandiri, karena jika ditunjuk sebagai pengajar, apalagi jika pendidikan dilaksanakan diluar kota, maka pada umumnya lembaga yang didatangi hanya menyediakan fasilitator, yang berfungsi mengatur dan mengontrol terselenggaranya pendidikan di kelas. Sedangkan hal-hal lain, seperti mempersiapkan bahan ajar, sampai penayangan di depan kelas, benar-benar harus dapat dilaksanakan oleh pengajar itu sendiri tanpa bantuan pihak lain.

3.Bertambah pengalaman dan teman tentuntnya.
Mengajar orang dewasa, risikonya memang mereka mudah bosan, namun ada sisi enaknya, karena rata-rata partisipan telah mempunyai jabatan tertentu, sehingga akan menambah kenalan. Dan apabila kita sering diundang mengajar diberbagai kota, maka kita akan mempunyai teman-teman yang berkesinambungan, karena dengan adanya alat komunikasi yang semakin canggih, hubungan tadi akan dapat berjalan terus baik melalui sms, email, telepon dan lain-lain.
Yang paling menyenangkan bagi pengajar, kita akan mendapat pengalaman yang berharga, menjadi kenal budaya/kultur perusahaan para partisipan tersebut, budaya daerah yang kita datangi, dan sering kita mendapat kesempatan mengunjungi daerah wisata selepas kegiatan mengajar.